Manga umumnya berwarna hitam putih dan memiliki berbagai jenis genre mulai dari tema seputar kehidupan sehari-hari, romantisme anak muda, kegiatan olahraga, kasus misteri, sampai genre fiksi ilmiah yang futuristik. Di zaman modern seperti saat ini, beberapa manga juga menerbitkan edisi khusus untuk serial komik berwarna. Kebanyakan manga yang menyasar pembaca anak-anak memiliki gaya animasi yang sederhana serta penggambaran karakter yang lucu dan menggemaskan. Karakter manga juga biasanya digambarkan memiliki mata yang besar. Hal itu bertujuan agar para seniman manga (漫画家, mangaka) dapat lebih mudah menyampaikan emosi karakter didalam manga tersebut.
Rambut yang berwarna-warni juga merupakan salah satu ciri khas anime buatan Jepang. Hal tersebut bukanlah suatu kebetulan atau keisengan semata. Di Jepang sendiri warna merupakan sebuah simbolis yang merepresentasikan karakter atau sifat sesuatu, termasuk dalam hal warna rambut di anime. Misal, karakter dengan warna rambut hijau terang merepresentasikan orang yang dapat dipercaya dan memiliki toleransi tinggi namun mudah dilanda rasa cemburu. Sedangkan, warna rambut merah melambangkan kepribadian yang cenderung semangat, ambisius, dan berjiwa petualang
Manga memiliki sejarah awal yang panjang dan kompleks dalam seni Jepang terdahulu. Pada awal kemunculannya, manga berasal dari choju giga yang merupakan karya seorang pendeta Budha pada zaman Heian bernama Toba Sojo Kakuyu. Ia melukiskan berbagai raut wajah binatang menggunakan sebatang kuas. Choju giga diketahui juga merupakan gambar gulung tertua di Jepang yang berisi lukisan binatang seperti kelinci, kera, dan katak yang berperilaku layaknya manusia. Gulungan ini memiliki panjang 30 cm x 11,5 meter, serta terdiri dari 4 jilid. Penggunaan teknik menggambar manga sudah terlihat di choju giga, dengan adanya garis yang melukiskan efek suara dan karakter yang berlari kencang. Selain itu, juga terdapat adanya gambar semacam efek awan dan kabut yang menandakan peralihan waktu dan ruang.
Sedangkan dari Wikipedia disebutkan bahwa Sejarah manga dikatakan bermula dari gulungan yang berasal dari abad ke-12, dan gulungan tersebut diyakini mewakili dasar untuk gaya membaca dari kanan ke kiri. Selama zaman Edo (1603-1867), Toba Ehon menanamkan konsep dasar manga. Kata "manga" sendiri pertama kali mulai digunakan pada tahun 1798, dengan dipublikasikannya karya-karya seperti buku bergambar Shiji no yukikai karya Santō Kyōden (1798), dan pada awal abad ke-19 dengan buku-buku seperti Manga hyakujo (1814) dan Hokusai Manga (1814–1834) karya Aikawa Minwa. Adam L. Kern telah berpendapat bahwa kibyoshi—buku bergambar dari akhir abad ke-18, kemungkinan merupakan buku komik pertama di dunia. Narasi grafis ini memiliki kemiripan dengan gaya manga modern yang memuat tema lucu, sindiran, dan romantis. Beberapa karya kemudian diproduksi secara massal sebagai seri melalui proses pencetakan menggunakan balok kayu.
Selanjutnya, pada periode tahun 1961, kesuksesan manga Jepang di era modern merupakan salah satu peran seorang dokter yang juga berbakat sebagai komikus, animator, serta produser animasi asal Jepang, ia bernama Tezuka Osamu. Ia telah mengubah dunia manga dengan menggunakan jalan cerita yang lebih menarik dan teknik menggambar yang berkualitas. Pada awalnya, ia meniru gaya animasi Disney yang pada akhirnya malah melahirkan karya-karya yang jauh mengungguli Disney di masanya. Ia juga yang pertama kali menerapkan sistem produksi dalam dunia manga, dengan membagi tugas-tugas kepada assistennya. Selain itu, ia juga berinovasi dengan memperbarui pembagian kotak dalam penulisan manga dan mengembangkan teknik menggambar melalui garis-garis efek didalam manga. Tezuka juga menjadi pelopor revolusi visual dalam dunia manga dengan membuat sebuah tayangan animasi TV berdurasi 30 menit untuk pertama kalinya di Jepang. Salah satu tayangan anime yang dipeloporinya adalah Astro Boy dan menjadi anime pertama yang ditayangkan hingga ke luar Jepang.
Mangaka sekaligus animator Astro Boy, Osamu Tezuka mengaku sangat terinspirasi oleh karya-karya Walt Disney. Sedangkan, karya manga dan anime Tezuka lainnya, Kimba The White Lion malah menjadi inspirasi terciptanya karya animasi populer kawakan Disney, The Lion King
Manga dan Anime menjadi semakin populer dan dikenal masyarakat di seluruh dunia. Tidak heran bahwa banyak masyarakat di luar Jepang yang mengetahui informasi seputar bahasa dan kebudayaan Jepang melalui media Manga dan Anime. Di Jepang sendiri, manga ditujukan untuk segala usia dan kalangan, sesuai genrenya masing-masing. Bahkan kesan tayangan film animasi hanya untuk anak-anak pun perlahan mulai berubah dengan munculnya berbagai macam genre anime sesuai target usianya masing-masing.
Menurut target pembacanya, komik Jepang terbagi atas empat kategori yaitu anak laki-laki (少年, shounen), perempuan (少女, shoujo), remaja (女性, josei), dan dewasa (青年, seinen). Deretan genre-genre manga tersebut dijual bebas dan dapat dengan mudah dijumpai di toko buku atau toserba yang tersebar di seluruh Jepang. Selanjutnya, karya manga yang populer dan meraih rating tinggi akan diadaptasikan menjadi karya animasi oleh sebuah studio produksi anime di Jepang. Salah satu studio anime terbaik di Jepang yang pernah meraih penghargaan pada anime produksinya adalah Studio Ghibli.
Sumber:
https://tensai-indonesia.com
https://wikipedia.com
https://fandom.com
Others
Like it? Share it!